Mengumpulkan Berita Unik, Lucu, Seram, Aneh, Dan Langka

SERAM !!! TRADISI PEMAKAMAN ANTI MAINSTREAM

Tidak ada komentar

Serba Unik - Mati saja sudah sangat menyakitkan, setelah mati harus merasakan sakit lagi. Jaman sekarang, yang semuanya sudah serba modern, sepertinya tidak berpengaruh pada masyarakat Tibet dalam melakukan tradisinya. Seperti tradisi dari jaman nenek moyang yang satu ini, yakni tradisi pemakaman yang hingga saat ini masih terus dilakukan dan akan membuat anda heran dengan yang satu ini.

Tradisi yang berasal dari Tibet ini cukup mencengangkan untuk masyarakat modern. Karena, disana masih ada tradisi pemakaman yang caranya tidak seperti pada umunya, yakni tubuh jenazah dipotong-potong dan diberikan kepada burung sebagai makanannya.

Tradisi asal Tibet ini sudah dikenal dengan sebutan Pemakaman Langit. Upacara pemakaman ini yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Provinsi Qinghai, Tibet, Mongolia Dalam dan Mongolia.

Mayoritas masyarakat Tibet dan Mongolia memang menganut ajaran Buddha Vajrayana yang mempercayai adanya reinkarnasi atau perpindahan roh. Karena kepercayaan tersebut, mereka tidak menganggap tubuh manusia sebagai sesuatu yang harus dipertahankan, layaknya bejana kosong, jadi mereka melenyapkannya dengan pemakaman langit.

Beberapa hari sebelum upacara pemakaman dilaksanakan, para rahib akan terus memanjatkan doa disekeliling jenazah dan membakarkan kemenyan. Lalu tubuh jenazah akan dipotong-potong menggunakan sebuah alat yang disebut Rogyapas (pemecah tubuh).

Rogyapas ini bekerja menurut ajaran Buddha, dalam proses ini akan memudahkan jiwa yang sudah meninggal untuk terus melanjutkan kehidupannya. Dan potongan tubuh yang tersisa akan disimpan di atas menara kehinangan selama satu tahun, dimana mayat pria dan wanita berada di tempat yang sama.

Menara Keheningan


Ketika nanti sudah tinggal tulang, maka tulang-tulang tersebut akan dipecah-pecahkan menggunakan palu dan ditumbuk hingga teksturnya halus, yang nantinya akan diberikan kepada burung kecil untuk makanan mereka, seperti burung gagak dan elang.

Dan mereka juga mempercayai dengan menggunakan tradisi ini sama saja telah melakukan hal yang baik, yakni memberikan daging manusia untuk burung yang memakan bangkai.

Ini sama saja dengan menyelamatkan binatang-binatang kecil dari serangan burung pemakan bangkai.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar